Home » » 5 KUNCI SUKSES BUDIDAYA TANAMAN

5 KUNCI SUKSES BUDIDAYA TANAMAN

Tidak mudah menjadi petani. Ternyata tidak hanya cukup dengan kerja keras untuk bisa mencapai hasil panen yang memuaskan tetapi juga perlu strategi, pengetahuan dan management.  Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipelajari dengan benar agar membuahkan kesuksesan dalam budidaya tanaman. Apapun jenis tanamannya jika hasil produksi memuaskan harus diketahui 5 hal tersebut. Oleh karena itu Gerbang Pertanian menyebutnya sebagai 5 kunci sukses budidaya tanaman.


Untuk memudahkan dalam mengingat maka maspary menyebut 5 kunci sukses budidaya tanaman tersebut dengan istilah

WIRAGATAMA 

Apa itu wiragatama?

Wiragatama itu merupakan istilah yang maspary gunakan untuk memudahkan dalam mengingatnya saja yang merupakan penggalan dari suku kata WI-RA-GA-TA-MA. Yang masing-masing suku kata merupakan singkatan atau kependekan dari kata tertentu.


  • WI adalah wiji atau bibit. Kunci utama dalam budidaya adalah mempunyai bibit yang berkualitas. Kita harus ketahui benar ciri khas atau karateristik bibit yang akan kita tanam tersebut. Menurut pengalaman maspary perlakuan apapun yang akan kita berikan kepada tanaman kita selama bibitnya tidak baik niscaya tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Jadi sekali lagi kunci utama sukses budidaya adalah mempunyai bibit yang berkualitas.
  • RA adalah rabuk. Rabuk merupakan bahasa jawa yang berarti pupuk. Dalam pengertian ini kita harus paham benar berapa jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman kita. Selain itu juga jenis pupuk apa yang  disenangi oleh tanaman yang sedang kita budidayakan. Menurut Gerbang Pertanian secara luas poin yang kedua ini juga meliputi tentang kesuburan tanah kita. Bahwa petani harus mengetahui berapa tingkat kesuburan tanahnya yang akan digunakan untuk membudidayakan tanamannya. Karena pupuk ini sangat erat kaitannya dengan kesuburan tanah baik itu ditinjau dari kimia, biologi dan fisika tanah. Jangan perfikiran kalau pupuk itu hanya N, P dan K saja tetapi ada pupuk mikro, pupuk organik dan pupuk hayati (mikroorganisme tanah) dan semuanya itu tidak bisa dipisahkan ketika kita sedang berbudidaya.
  • GA adalah kependekan dari garu. Dalam bahasa jawa garu adalah bajak atau alat untuk mengolah tanah sawah. Dalam arti luas garu adalah metode pengolahan tanah. Tanah merupakan media untuk tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman. Pengolahan tanah sangat penting untuk mengaktifkan mikroorganisme dan memperbaiki aerasi tanah. Pengolahan tanah juga berfungsi untuk mengendalikan hama-hama yang berada dalam tanah termasuk telurnya. Menurut maspary yang dimaksud diolah juga berarti diperbaiki jadi setelah kita ketahui tingkat kesuburan tanah kita maka kita harus bisa memperbaikinya. Ga dalam arti luas adalah media tanam yang sesuai dengan kebutuhan tanaman kita.  Jadi antara poin dua dan tiga sangat erat kaitannya.
  • TA adalah tirta. Tirta adalah air. Lebih dari 90 % bagian tubuh tanaman adalah air sehingga air merupakan kebutuhan dasar dan wajib dalam budidaya tanaman. Akan tetapi bukan berarti kita membabibuta dalam penggunaan air. Rekan-rekan Gerbang Pertanian harus paham benar berapakan tingkat/ kebutuhan air bagi tanaman kita. Sebagai contoh adalah padi. Padi memang butuh air yang lumayan banyak akan tetapi bukan berarti padi adalah tanaman air yang harus kita genangi setiap saat, kita rendam setiap waktu. Perakaran padi juga perlu bernafas sehingga perlu pengeringan secara berkala. Ta menurut maspary juga berarti tandur. Tandur berasal dari bahasa jawa yang berarti tanam. Kita harus mengetahui cara menanam tanaman yang akan kita budidayakan tersebut. Berapakan jarak tanamnya yang ideal, seberapa dalam benih atau bibit akan kita tanjapkan ketanah agar dapat tumbuh secara maksimal.
  • MA adalah kependekan dari hama dan penyakit. Kalau poin yang ke lima ini saya kira rekan-rekan Gerbang Pertanian telah memahami semua. Karena hama dan penyakit merupakan penghambat yang nyata dan terlihat jelas menurunkan hasil bahkan menggagalkan panen kita. Sehingga sebagian besar rekan-rekan Gerbang Pertanian menitikberatkan perhatian lebih besar kepada hama dan penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit sebenarnya kita tidak bisa hanya mengandalkan dengan pestisida saja tetapi juga harus kita kombinasikan dengan poin satu sampai empat. Sebagai contoh dalam pengendalian penyakit patek atau anthraknosa pada tanaman cabe kita tidak bisa hanya mengandalkan dithane saja atau bionM saja, tetapi kita harus memuali memanagementnya dari awal. Bagaimana mengatur jarak tanam, pemberian pupuk, pengolahan tanah dan sebagainya. Demikian juga dalam mengendalikan penyakit layu pada cabe. Dari awal rekan-rekan sudah harus mengantisipasinya mulai dari pemberian PGPR, Trichoderma ataupun pengurangan penggunaan unsur N. 

Mudah mudahan artikel yang simpel dan sederhana ini bisa menjadi masukan, gambaran ataupun wahana baru dan bisa bermanfaat bagi rekan-rekan Gerbang Pertanian semua.

Sumber : MasPary/ Gerbangpertanian.com