Home » , , » Budidaya Rambutan

Budidaya Rambutan

Infone Wong Tani - Buah Rambutan
Rambutan (Nephelium loppacum L.) merupakan buah asli indonesia dengan sifat berbuah musiman. Produksi buah rambutan diluar musim masih belum banyak dilakukan dalam skala usaha komersial. Pohon rambutan secara alami akan sulit untuk bisa berbuah dua kali dalam satu tahun, karena induksi pembungaan tergantung dari faktor lingkungan tumbuh.
Pada saat memasuki fase rproduktif, rambutan mampu menghasilkan banyak bunga. Bungan biasanya muncul pada trubus yang terbentuk pada tahun tersebut.malai bunga memiliki banyak percabangan. Dalam setiap cabang muncul banyak bunga. Bunga tumbuh pada ujung-ujung ranting yang sering kali ditemukan tumbuh bersamaan dengan munculnya daun baru. Pohon rambutan umur 7 tahun mampu menghasilkan 600 – 800 malai bunga per pohon, dalam satu malai terdapat sekitar 17-28 anak malai. Setiap malai mengandung 500-1700 individu bunga (liferdi,2000)

Induksi pembungaan rambutan dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya dengan kerat batang dan stres air. Penerapan metode tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca lokal/mikroklimat dan status cadangan makanan dalam tanaman, karena kedua hal tersebut berpengaruh kuat terhadap pembungaan dan pembuahan rambutan. Di Indonesia rambutan hanya berbuah satu kali setahun, dengan musim panen berkisar antara Desember – februari. Pada daerah dengan pola musimhujan yang kontinyu, waktu pembungaan tidak teratur. Intensitas pembungaannya berhubungan erat dengan tingkat dan lamanya tanaman mengalami stres air.


Pohon rambutan yang diberi perlakukan kerat batang dan diikuti dengan perlakuan penyemprotan KNO3 sebanyak 40 g/liter mampu berbunga 30 hari lebih awal di banding pohon kontrol. Keberhasilan perlakuan ini sangat dipengaruhi kapan dilakukannya kerat batang tersebut. Kerat batang yang dilakukan pada saat pohon memasuku fase lambat tumbuh, yaitu trubus aktif telah telewati, akan dapat menginduksi bunga, sedangkan kerat batang yang dilakukan pada pohon yang trubusnya masih aktif (tunas vegetatif masih muda) waktu berbunganya berdeda tidak nyata dengan pohon kontrol (Poerwanto dan Irdiastuti,2003). Perlakuan kerat batang juga dapat menginduksi pembungaan off season pada masa on year dan pembungaan rambutan off season pada masa off year. Perlakuan kerat batang hanya boleh dilakukan pada pohon yang sehat secara fisik. Pengeatan dua kali dalam dua tahun berturut-turut dapat membahayakan kelangsungan hidup pohon karena jaringan tapis didaerah bekas luka sulit terbentuk.


Selain perlakuan kerat batang stres air dapat digunakan untuk merangsang pembungaan karena ramputan memberikan respon positif terhadap periode kekereingan singkat yang diperlukan untuk pembentukan bunga. Intensitas pembungaannya berhubungan dengan tingkat dan lamanya tanaman mengalami stres air. Munculnya bunga berhubungan erat dengan adanya musim kering yang diikuti turunnya hujan sekali sekali. Hasil penelitian Liferdi (2000) menunjukan bahwa rambutan memerlukan periode kering sebelum berbunga. Setelah mengalami musim kering selama satu bulan, bunga rambutan muncul sekitar dua minggu setelah mendapat pengairan atau setelah hujan turun kembali.
Paklobutrazol dapat menginduksi rambutan berbunga pada mas off year. Rambutan yang diberi perlakuan paklobutrazol 1,5 g/pohon dan 3 g / pohon nyata meningkatkan jumlah tunas generatif dan meningkatkan kandungan klorofil daun yang menyokong buah dibandingkan dengan pohon kontrol. Dosis optimum untuk menginduksi bunga adalah 1,5 g / pohon karena dosis tersebut tidak menyebebkan tunas dorman, sedangkan dosis 3 g / pohon menyebabkan tunas dorman sehingga perlu diikuti dengan pemberian zat pemecah dormansi, KNO3.