Infone Wong Tani - Irigasi Tetes Cabai Merah |
Untuk itu UP FMA Desa Giritengah berniat menginginkan teknologi budidaya cabai Merah yang bisa menggunakan air seefisien mungkin, agar bisa di lakukan pada musim kemarau. Guna menjawab permasalahan petani tersebut UP FMA Desa Giritengah berniat mengusulkan Demplot Cabai Merah dengan Teknologi Irigasi Tetes dengan meminta pendampingan dari BPTP Jawa Tengah dan juga dari swasta PT. Bayer Indonesia. Demplot tersebut dilaksanakan September 2010.
Tujuan Demplot Cabai Merah dengan Teknologi Irigasi Tetes adalah
1. Mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah di luar musim.
2. Mengetahui kinerja irigasi tetes.
3. Mengetahui biaya dan pendapatan tanaman cabai merah yang ditanam di luar musim.
Komponen Teknologi
a. Bibit cabai menggunakan varietas Sakti.
b. Pengolahan pupuk kandang sebagai pupuk dasar secara sempurna.
Cara pengolahan :
1. Pupuk kandang disirami menggunakan Tricoderma ditambah air kemudian diaduk rata.
2. Pupuk kandang ditutup menggunakan plastik.
3. Diamkan minimal selama 2 minggu
Pembibitan
Media semai:
- Perbandingan media : 2 tanah : 1 pupuk kandang
- Ditambah SP 36 halus: 150 – 200 gram/30 liter campuran
- Cara penyemaian cabai, bisa dengan penyemaian langsung atau penyemaian melalui pemeraman terlebih dahulu.
Pengolahan lahan dilakukan secara sempurna.
a) Pengapuran, yang bertujuan untuk :
- Menetralkan pH tanah
- Kecukupan unsur Kalsium untuk tanaman
b) Cara Aplikasi Kapur
- Pemasukan pupuk kandang dan kapur pada bedengan
- Setelah 3 minggu pupuk kimia baru dimasukan
- Bedengan ditutup dengan mulsa
Penanaman.
- Penanaman dilakukan setelah 5 hari bedengan ditutup mulsa.
- jarak tanam 50 x 60 cm dengan menggunakan 1 bibit per lubang
Penggunaan sarana produksi :
- Varietas : Sakti
- Bibit Cabai : 935 batang
- Pupuk Kandang : 1.500 kg
- Kapur dolomite : 225 kg
- NPK Phonska : 20 kg
- NPK Mutiara : 5 kg
- SP36 : 10 kg
Infone Wong Tani - Irigasi Tetes |
Penggunaan Teknologi Irigasi Tetes
Irigasi tetes digunakan untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan air pada musim kemarau. Irigasi tetes dapat menggunakan air seefisien mungkin (tidak ada yang terbuang percuma), sehingga budidaya dapat kita laksanakan diluar musim cabai yang biasanya pada musim penghujan.
Produksi cabai merah yang dihasilkan pada demplot cabai merah sebesar 233,6 kg dengan jumlah panen sebanyak 2 kali. Rata-rata produksi pertanaman sebesar 0,25 kg, produksi yang rendah dikarenakan tanaman terserang layu fusarium mencapai 85 %. Hasil pegamatan menunjukkan, rata-rata produksi cabai per tanaman dari 10 tanaman yang masih hidup dengan dipilih acak adalah 263 buah per tanaman. Jumlah cabai 1 kg kurang lebih 180 buah, jadi rata-rata produksi mencapai 1,46 kg per tanaman. Jika dilihat dari hasil rata-rata tersebut maka potensi cabai merah sangat baik.
Teknologi irigasi tetes modifikasi UP FMA
1) Sistim kerja
- Botol dalam kondisi tertutup rapat
- Air akan mengalir, meresap melalui benang (sumbu)
- Udara akan masuk ke dalam botol melalui rongga benang di dalam stik.
- Setelah udara masuk air keluar dengan cepat, tapi lambat laun semakin lambat keluar sampai lambat sekali.
- Sampai akhirnya botol menarik udara masuk ke dalam melalui rongga benang di dalam stik.
- Air keluar lagi seperti semula, begitu seterusnya berulang dengan teratur.
2) Keuntungan
- Air keluar dapat di atur kecepatannya dengan panjang pendeknya stik, semakin panjang stik semakin lamban air keluar.
- Air dalam botol 600 ml dapat bertahan selama 3 hari.
- Air tidak bersih tidak begitu berpengaruh.
- Mudah dalam perawatan, misal :
- Bila terjadi penyumbatan, tinggal menekan botol maka air keluar akan lancar kembali
- Kotoran yang menyumbat stik dapat terdorong ke atas oleh udara sewaktu udara masuk melaui benang dalam stik
- Lumut tumbuh hanya pada benang bagian ujung yang berada di luar stik.
3) Kesulitan
- Kurangnya efisien waktu dalam pengisian air, karena harus membuka dulu tutup botol
- Tim FEATI BPTP Jateng 2010