Bismillah
Kali ini saya akan menampilkan dan menceritakan pengalaman menanam
kangkung di halaman rumah, sayangnya rumah yang saya tempati sekarang
semua terasnya sudah diplester/disemen jadi tidak bisa ditanami. Tetapi
rupanya masih ada lahan tersisa yaitu tepatnya di atas pagar depan
rumah. Pagar depan rumah dibangun dengan bagian atas seperti tampak
pada foto dibawah ini. Sengaja digunakan untuk lahan menanam tanaman.
Dengan bangunan pagar seperti ini, maka bagian atas pagar masih bisa
dimanfaatkan untuk menanam tanaman. Semula digunakan untuk menanam
tanaman hias dan bunga. Tetapi menurut saya lebih bermanfaat ditanam
sayuran saja karena bisa dipanen dan dimasak tanpa mengurangi nilai
keindahan.
Saya memilih menanam kangkung darat ini karena simpel proses
budidayanya, tinggal disebar dilahan, insyaallah tumbuh dan bisa
dipanen. Masalah benih kebetulan karena saya jualan benih jadi tidak
menjadi problem. Tinggal ambil saja satu bungkus barang dagangan. Inilah
benih yang saya gunakan..
Biasanya saya jual benih diatas Rp 1000,00 per bungkus isi berkisar
100-200 biji,tapi karena lahan yang tersedia terbatas jadi hanya saya
ambil sekitar 20-30 biji saja biar tidak terlalu rapat jarak tanamnya.
Karena lahan juga sudah ditanami bawang merah sebelumnya. Jadi saya
bermaksud melakukan tumpang sari dengan memaksimalkan lahan dengan
banyak tanaman. Intensifikasi pertanian itu kan istilahnya. Adapun pada
saat itu Bawang merah baru tumbuh 2 siung dari 20 siung yang ditanam
Setelah satu minggu (8 HST) benih sudah mulai ada yang berkecambah,
tapi belum terlihat pada foto berikut. Yang terlihat adalah tanaman
bawang merah yang sudah hampir tumbuh semua..
Pada tanggal 28 Agustus 2011 berarti 18 HST atau hampir 3 minggu
tanaman kangkung sudah tumbuh dengan baik sebagai mana foto dibawah
ini.. Kemudian tanaman disiram dengan sebaik-baiknya karena akan
ditinggal mudik pulang kampung selama 10 hari,sebenarnya agak khawatir
juga karena sedang musim kemarau dan banyak terjadi kekeringan di
berbagai daerah di Indonesia..
Sepulang dari mudik tanggal 8 September 2011
atau 29 HST, Alhamdulillah tanaman kangkung dan bawang merah masih
hidup walaupun selama 10 hari ditinggal tidak turun hujan. Kemudian
segera disiram karena sudah kering sekali tanahnya..
Setelah ditinggal mudik, maka tanaman kangkung sekarang kembali
terawat, saya siram 2-3 hari sekali, dan alhamdulillah sekitar 11 hari
saja suda tampak jauh bedanya lho..(bandingkan gambar diatas dengan
dibawah ini). Tanggal 19 September 2011 atau 40 HST tanaman kangkung
sudah bisa dipanen walaupun masih bisa lebih besar lagi. Sudah
mengalahkan tinggi tanaman bawang merah. Agar bawang merah tidak kalah
maka tanaman kangkung harus segera dipanen..
Saya putuskan untuk dipanen pada hari ini, senin 19 september 2011
dengan usia 40 hari. Kalau dipikir-pikir cukup lama ya 40 hari, tapi ada
beberapa alasan sampai selama itu (karena harusnya kangkung itu bisa
dipanen usia 3-4 minggu) diantaranya ditinggal mudik selama 10 hari,
yang kedua kebutuhan nutrisinya kurang terpenuhi karena tanpa
menggunakan pupuk.
Pemanenan dilakukan dengan cara dipotong dengan pisau. Biasa nya
kangkung dipanen dengan cara dicabut, namun saya panen dengan dipotong
sengaja supaya bisa dipanen lagi. Maksud saya pada batang bawah tanaman
yang merupakan sisa pemotongan akan tumbuh pucuk tanaman kangkung yang
baru lagi..
Dan ini lah hasil panen kangkung sebanyak 16 tanaman, lumayan bisa
disayur untuk makan sekeluarga yang terdiri 4 orang alhamdulillah..
Kemudian kangkung dipetikin sebelum disayur..