Home » , , , » Metode pengomposan

Metode pengomposan

Metode pengomposan
kompos adalah produk akhir dari proses dekomposisi senyawa organik yang diurai menggunakan bantuan mikroorganisme yang bekerja pada suhu tertentu, kegiatannya dinamakan pengomposan.

Pengomposan dengan bahan baku sampah domestik merupakan teknologi yang ramah lingkungan, sederhana dan menghasilkan produk akhir yang sangat berguna bagi kesuburan tanah dan sebagai penutup/ landfill .

Mengapa masyarakat perlu melakukan proses pengomposan?
1. Membantu menghilangkan beban permasalahan sampah perkotaan
2. Mengurangi pencemaran lingkungan
3. Kompos matang bisa menyuburkan tanah
4. Untuk masyarakat tertentu bisa dijadikan sumber penghasilan
5. Mengurangi beban TPA



Metoda pengomposan

A. Berdasarkan kebutuhan oksigen:
1. Pengomposan Aerob: menggunakan bantuan udara terbuka.
2. Pengomposan An-Aerob: dengan cara tertutup tanpa bantuan udara


Pengomposan dengan cara Aerob , ragamnya bermacam mulai dari teknologi sederhana sampai yang menggunakan peralatan canggih, seperti:

Sistem open windrow
merupakan metode yang paling sederhana dan sudah sejak lama dilakukan. Untuk mendapatkan aerasi dan pencampuran, biasanya tumpukan sampah tersebut dibalik (diaduk). Hal ini juga dapat menghambat bau yang mungkin timbul, pembalikan dapat dilakukan baik secara mekanis maupun manual.

Aerated Static Pile Composting
Udara disuntikkan melalui pipa statis ke dalam tumpukan sampah. Untuk mencegah bau yang timbul, pipa dilengkapi dengan exhaust fan. Setiap tumpukan biasanya menggunakan blower untuk memantau udara yang masuk.

In-veseel Composting System 
sistim pengomposan dilakukan di dalam kontainer/tangki tertutup. Proses ini berlangsung secara mekanik, untuk mencegah bau disuntikkan udara, pemantauan suhu dan konsentrasi oksigen.

Vermicomposting
pengomposan secara aerobik dengan memanfaatkan cacing tanah sebagai perombak utama atau dekomposer, inokulasi cacing tanah dilakukan pada saat kondisi material organik sudah siap menjadi media tumbuh (kompos setengah matang). 
Dikenal 4 (empat) marga cacing tanah yang sudah dibudidayakan, yaitu Eisenia, Lumbricus, Perethima danPeryonix 

Effective Microorganisms (EM)
EM merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman yang dapat diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman. Manfaat yang dapat diambil dalam teknologi EM pada pengolahan sampah kota adalah berkurangnya bau busuk dan panas yang keluar dari tumpukan sampah, serta mempercepat proses pengomposan



B. Berdasarkan Lokasi Pembuatan Kompos, jenisnya antara lain:

1. Sistem Setempat (On-site System)
pembuatan kompos yang mengambil tempat di sumber sampah, misalnya di halaman rumah, di pasar, dan lain-lain. Sebagai contoh adalah pengomposan dengan menggunakan komposter skala rumah tangga, berbentuk takakura/bin/tong yang berukuran 50 - 250 liter. Proses bisa secara anaeob atau aerob. Sampah dapur sebagai bahan baku dapat dikombinasikan dengan sampah kebun seperti rumput, daun-daunan, dsb. Waktu pengomposan bisa diatur

2. Sistem Terpusat (On-central System)
pembuatan kompos dipusatkan di suatu lokasi yang memiliki jarak dengan sumber sampah. Sebagai contoh adalah pengomposan dengan metode UDPK (Usaha Daur-Ulang dan Produksi Kompos).




Efektivitas proses pembuatan kompos sangat tergantung kepada mikroorganisme pengurai. Apabila mereka hidup dalam lingkungan yang ideal, maka mereka akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula. Kondisi lingkungan yang ideal mencakup :

1. Keseimbangan nutrien ( C / N ratio ), yaitu perbandingan antara bahan yang mengandung unsur carbon dan nitrogen. Rasionya berkisar 20:1 s/d 40:1, rasio terbaik adalah 30:1
2. Kelembaban, optimum adalah 50%
3. Derajat keasaman [ph], netral 6 - 8,5
4. Suhu, terbaik dikisaran 50 - 65 Âșc diperlukan suhu yang optimum untuk membunuh bakteripatogen dan benih gulma
5. Ukuran partikel yang tebaik adalah 0,5-1 cm semakin kecil ukuran partikel semakin luas permukaan dan mempermudah kerja mikroorganisme
6. Homogenitas campuran, diperlukan homogenitas campuran untuk mempercepat kerja bakteri pengurai.

sumber : kaskus.co.id

0 comments: